Deskripsi Menurut M.A Salmoen dalam bukunyaPedalangan Di Pasoendan dan dalam KitabFilsafat dan Masa Depan Pewayangan karya Ir. Moelyono, Mahabharata berasal dari cerita bangsa Aria, yaitu suatu bangsa yang mendiami tanah dataran tinggi Kasymir di India utara yang bernama Wedda. Kitab Mahabharata yang berasal dari cerita rakyat, berubah menjadi
Melihatkeberadaan lingga, yoni dan arca Ganesha maka dipastikan bahwa Candi Gebang merupakan candi Hindu yang dibangun pada masa antara tahun 730-800 masehi. 15. Candi Kedulan. Candi Kedulan yang terletak di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gunamengetahui secara lebih lengkap dan jelas, Anda bisa menyimak pembahasan secara lengkap dibawah ini. Alur maju atau lurus atau progresif, artinya peristiwa ini diceritakan secara urut mulai dari awal hingga dengan akhir. b. Alur mundur atau flashback atau regresif, artinya cerita ini dimulai dari akhir maupun tengah bagian konflik
AwalKisah Mahabarata Lengkap The Creator s Code Breaker Kisah Mahabarata Ungkap April 14th, 2019 - Referensi teks kuno Kisah Mahabarata menyebutkan pasukan yang memerangi kereta langit dan senjata akhir Pertempuran India kuno digambarkan dalam Parva Drona epik dari Kisah Mahabarata bagian ini mengatakan pertempuran di mana
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd.
– Siapa sih yang tidak mengenal tentang cerita mahabarata yakni peperangan antara Pandawa dan Kurawa. Peperangan yang sangat dahsyat antara pihak Pandawa dan Kurawa ini disebut dengan perang bharatayudha yang dijadikan cerita pewayangan sendiri merupakan sebuah cerita karya sastra kuno yang konon ditulis oleh Wyasa atau Byasa dari India. Buku yang mengisahkan cerita ini terdiri dari delapan belas kitab, oleh karena itu disebut mahabarata singkat nya adalah mengisahkan konflik antara Pandawa Lima dan saudara sepupunya, yakni 100 orang Kurawa. Konflik mereka ini disebabkan oleh sengketa hak pemerintahan Kerajaan Kuru dengan pemerintahan pusat di tidak semakin penasaran dengan alur ceritanya, langsung saja simak penjelasan saya dibawah mahabarata diawali dengan pertemuan antara Sakuntala dengan Raja Duswanra. Raja Dusawanta sendiri merupakan pemimpin besar dari Chandrawangsa dari Duswanta menikah dengan Sakuntala atas perintah dari pertapaan Bagwan Kanwa, lalu membentuk pusat pemerintahan yang dinamakan itu, sang Hasti menurunkan para raja dari Hastinapura, dari keluarga tersebut lahirlah sang Kuru. Kuru menyucikan yang memegang daerah santa luas serta disebut dengan lalu menurunkan Dinasti Wangsu atau Kuru yang biasa disebut dengan Kurawa dalam dinasti tersebut. Akhirnya lahirlah anak Pratipa yang menjadi ayah Prabu Santau, serta menjadi leluhur dari Pandawa dan sendiri merupakan raja yang sangat terkenal dari menjadikan Kuru diterima di Hastinapura. Santanu menikah dengan Dewi Gangga yang ditolak ke bumi serta Dewi Gangga meninggalkan santanu sebab menolak janji Gangga yang menikah dengan Santanu memiliki 7 orang anak. Akan tetapi anak tersebut ditenggelamkan oleh Dewi Gangga di laut gangga, dengan alasan semua anaknya mengajukan anak terakhir dapat diselamatkan oleh Santanu dan diberikan nama Dewabrata. Maka dari kejadian inilah Dewi Gangga meninggalkan Raja Santanu kemudian menikah lagi dengan seorang anak pelayan bernama Dewi Satyawatu, serta pada masa ini Dewabrata umurnya sudah beranjak dewasa. Ia melakukan sumpah untuk tidak menikah selamanya bhisna pratigya.Hal itu Dewabrata lakukan sebab ia tidak ingin beserta keturunannya terlibat perselisihan dengan keturunan dari ibu tirinya Dewabrata Dewi Sastyawati.Terlepas dari hal tersebut, hasil pernikahan antara Prabu Santanu dengan Dewi Setyawati menghasilkan dua anak yang bernama Citranggada dan Wicitrawita. Sementara Bisma atau Dewabrata memutuskan untuk pergi ke Kerajaan Kasi dalam acara akhirnya Bisma menang dan mendapatkan 3 putrinya yang bernama Ambalika, Amba dan Ambika. Kemudian ketiga putrinya ketika pulang akan dinikahkan dengan dari itu, Ambalika dan Ambika dinikahkan dengan Wicitrawijaya, sebaba adiknya yang bernama Citranggada sudah meninggal sendiri sangat mencintai Bisma, namun disisi lain bisa menolak cinta dari Amba, sebab ia sudah bersumpah tidak akan menikah untuk menghindari tanpa adanya kesengajaan, Bisam melesatkan anak panah ke arah Amba dan membuatnya hingga meninggal dunia. Atas kematian dari Amba ini, Bisma ingat bahwasanya Amba akan berinkarnasi menjadi seorang wanita yang disukai banyak tersebut adalah anak dari Raja Drupadi yang bernama Srikandi. Kematian Bisma kelak ditangan Srikandi yang membantu Prabu Arjuna dalam peperangan Bharatayudha di Juga Yuk! Cerita Rakyat Bahasa JawaLahirnya Pandawa dan KurawaKisah cerita menjadi sangat terkenal sebab ada pesan moral yang bisa diambil dan dijadikan pelajaran yang berharga. Pesan moral baik dan buruk yang terdapat dari awal lahirnya Pandawa dan Kurawa yang menjadi tokoh utama dalam cerita mahabarata bisa diterapkan dalam berlanjut dengan adanya kejadian buruk, Pandu mengundang Kunti dan Madrim untuk meminta agar bisa mendapatkan hasil. Namun dengan bantuan sebuah mantra Adityahredaya mengirimkan Resi, Dewi Kunti bisa mengundang para dewa dan dikirimkan memperoleh Kunti pun mencoba mantra tersebut, lalu datanglah Batara Surya dan kemudian tidak lama ia hamil dan memiliki anak bernama tetapi Karna ini ketika terjadi perang Bharatayudha berpihak kepada meminta lagi kepada Kunti, lalu ia mencoba membaca mantra kembali. Kemudian Batara Guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti hingga melahirkan anak bernama Guru mengirimkan lagi Batara Bayu untuk membuahi Dewi Kunti yang akhirnya lahirlah anak bernama Bima. Berlanjut lagi dengan dikirimkannya Batara Indra hingga melahirkan anak bernama akhirnya dikirimkan lagi Aswan dan Aswin yang menghasilkan anak kembar bernama Nakula dan Drestarastra buta menikah dengan Dewi Gandari dan memiliki 99 putra dan 1 orang putri yang biasa dikenal dengan Kurawa. Disisi lain sebab putra dari Pandu hanya 5 orang saja, maka disebut dengan Pandawa Kurawa dan Pandawa masing-masing memiliki sifat yang berbeda, namun berasal dari satu keluarga yakni Kuru dan Baharata. Anak tertua dari Kurawa yang bernama Duryudana memiliki sifat iri hati dan licik kepada para Pandawa di pihak Pandawa memiliki sifat yang tenang dan sabar, kompilasi ditindas sepupu mereka sendiri Kurawa. Ayah Kurawa sangat sayang sekali kepada anak-anaknya sebab ia sudah dihasut saudara iparnya yang bernama selain menghasut Destrarastra, ia juga menghasut Duryudana anak tertua dari Kurawa untuk bisa mendapatkan izin menerima para suatu saat, Duryudana mengundang para Pandawa untuk liburan ke rumah mereka, dirumahnya pun disiapkan sendiri oleh Duryudana. Ketika malam hari, rumah tersebut dibakar oleh orang suruhan dari para Pandawa selamat dengan kekuatan Bima yang sebelumnya diundang oleh Widara, akan meminta kebebasan para Kurawa. Mereka semua kemudian menuju ke hutan untuk mencari tempat lebih di dalam hutan Bima bertemu dengan raksasa Hidimba, lalu berhasil menikahi adik Hidimba yang bernama Hadimba atau dikenal dengan Arimbi. Dari pernikahan inilah nantinya melahirkan anak bernama semua melewati Kerajaan Pancala, dikerajaan ini mengatur sayembara untuk merebutkan Drupadi. Adanya Sayembara ini diterima oleh semua negeri Arya, termasuk pun berhasil menyelesaikan tentangan yang diberikan oleh Drupadi, namun Drupadi menolak sebab Karna hanya anak dari seorang Pandawa juga ikut dalam sayembara dengan menyamar sebagai kaum Brahmana. Pandawa pun berhasil memenangkan lima macam sayembara yang diberikan oleh Drupadi, yakni Yudhistira berhasil dalam sayembara tatanegara serta berhasil memenangkan sayembara senjata panah. Sedangkan Nakula dan Sadewa memenangkan sayembara senjata pedang, Bisma berhasil memenangkan sayembara menggunakan semua Pandawa memenangkan sayembara tersebut akhirnya membuat Drupadi menyetujui, namun hanya meminta satria dirumah, para Pandawa dinilai sudah berhasil membawa hasil meminta-minta, Ibu Kunti akhirnya menyuruh untuk membagikannya. Apa saja yang sudah mereka dapat tanpa melihat apa yang sedang mereka Kunti langsung terkejut sekali, sebab kompilasi yang dilakukan adalah seorang wanita, untuk menghindari pertarungan yang sengit antara Pandawa dan Kurawa, maka Kerajaan Kuru dibagi menjadi Mula di Angkatnya PandawaPihak Pandawa mendapatkan bagian di Kerajaan Kurujanggala, Ibu Kota Pandraprashta. Sedangkan pihak Kurawa mendapatkan bagian di kerajaan kuru pusat, kedua kerajaan tersebut sama-sama mempunyai kemegahan tersebut ternyata juga ada Duryudana, kemudian ia keceberu di kolam sebab dikira adalah lantai. Akibatnya ia menjadi bahan ejekan Drupadi dan membuatnya Duryudana sangat dilakukan Duryudana untuk merebut Kerajaan Kurujanggala yang dipimpin oleh Yudhistira adalah dengan mengajak bermain dadu. Ide ini pada awalnya adalah ulah licik dari Arya pun dimulai, namun Duryudana diwakili oleh Sangkuni pamannya yang ahli dalam permainan permainan awal dimulai sudah disertai taruhan. Taruhan perang senjata pertama, kemudian hati dari kerajaan, kemudian meningkat hingga prajurit dan berakhir dengan Kerajaan dalam permainan ini pihak Pandawa kalah dan mengakibatkan semua kekayaan kerajaan serta saudara-saudaranya dan terakhir berupa “Drupadi”.Selagi Yudhistira kalah, Duryudana menyuruh untuk membawa Drupadi ke wilayah perjudian atau permainan. Sebab akan menjadi yang lebih berhak untuk mendapatkan Duryudana menyuruh pengawalnya untuk membawa Drupadi, namun Drupadi tidak mau. Mendengar pengawalnya yang gagal untuk membawa Drupadi, maka ia menyuruh Dursasana adiknya untuk menjemput pun tetap menolak ajakan dari Dursasana yang mengajak ke tempat judi, maka ia diseret dengan kasar, rambutnya ditarik hingga ke tempat perjudian. Dimana tempat tersebut berisikan suami dan para Yudhistira mengalami kekalahan lagi, akhirnya ia digantikan oleh Drupadi. Akan tetapi Drupadi menolaknya, sebab sifat Dursasana yang kasar, akhirnya baju dari Drupadi ditarik tersebut membuat Drupadi sangat malu dan bersumpah bahwa ia tidak akan menggelung rambutnya kecuali sudah keramas darah dari Dursasana. Bima pun kemudian bersumpah akan membunuh Dursasana dan akan meminum mereka sudah membantunya, Drestrarasta sangat yakin akan ada malapetaka, akhirnya semua kekayaan akan diperoleh untuk Yudhistira. Disisi lain Duryudana sangat puas atas persetujuannya, sebab hartanya sudah menjadi akhirnya diadakan lagi lomba dadu yang kedua, di dalam permainan ini siapa saja yang kalah akan mengasingkan dirinya ke dalam hutan selama 12 tahun. Kemudian harus menyamar juga selama 1 tahun, setelah itu semua bersiap pergi ke ternyata di dalam permainan ini sama saja, Yudhistira tetap saja kalah dan akhirnya mereka kembali lagi ke kerajaan dan tinggal di hutan selama 12 tahun ditambah penyamaran 1 Juga Yuk! Kumpulan Cerita RomantisCerita Ambika dan Ambilaka yang Mempunyai KeturunanCerita mahabarat berlanjut dari Dewi Satyawati yang mengirimkan Ambaliak dan Ambika istri dari Wicitrawijaya. Mereka dikirim kepada Resi Byasa, sebab Resi Byasa akan mengadakan upacara yang diadakan ketika mereka akan Ibu Satyawati menyuruh Ambika untuk masuk ke ruangan upacara Resi Byasa. Setelah masuk dia melihat Rasi Byasa yang dahsyatnya dengan sinar mata yang Ambika ketika waktu upacara yang memejamkan mata dan akhirnya lahirlah dengan nama Drestarasta. Akhirnya tibalah Ambalika untuk diundang menyanyi di dalam upacara khusus seperti yang telah di diskusikan tidak aktif untuk membuka matanya, dan akhirnya dibuka hingga selesai, namun sesudah itu pucat. Pucat anak tersebut dengan Pandu, yang sebenarnya ayah dari para Pandawa yang terlahirnya keadaan dan Destrarasta memiliki saudara tiri yang bernama Widuran. Ia merupakan anak dari Resi Byasa dengan dayang yang bernama upacara berlangsung, Datri sangat ketakutan dengan wajah Resi yang berhasil, akhirnya ia lari dan terjatuh sehingga anak dari Widura yang berhasil Destrarasta sangat besar, akhirnya tahta dari Hastinapura akan diberikan kepada Pandu. Lalu pandu menikah dengan Dewi Kunti, kemudian ia menikah lagi dengan wanita bernama Dewi tetapi Pandu malah melakukan kesalahan ketika mengajar, ia memakan kijang yang sedang bercinta. Hal tersebut akhirnya membuat Pandu dikutuk oleh kijang dan tidak akan menemukan nikmat terkait suami Pandu melanggarnya, maka ia akan menemukan kematian. Setelah mengutuk Pandu, kijang tersebut berubah wujud menjadi seorang Perang Bharatayudha Cerita MahabarataPada saat masa pengasingan sudah selesai sesuai perjanjian yang mereka buat, pihak Pandawa berhak kembali ke kerajaan sesudah masa pengasingan tetapi Duryudana tidak mengembalikannya secara gratis, ia tidak mau menyerahkan lagi kepada Pandawa. Maka dari hal inilah yang membuat kesabaran para Pandawa Karna berhasil menyuruh mereka akan mengambil jalan damai, namun hal itu tetap sia-sia saja. Akhirnya terjadilah pertempuran yang besar dan kita kenal sebagai peperangan Bharatayudha yang tidak bisa dihindarkan Pandawa berhasil mencari sekutu dengan mendapatkan misi dari Kerajaan Matsya. Kerajaan Kekaya, Kerajaan Chola, Kerajaan Pandya, Kerajaan Magadha, Kerajaan Kerala, Kerajaan Wangsa Yadawa, kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi ksatria dari Bharatawarsha juga ikut membantu para Pandawa, seperti Srikandi, Setyaki, Drestadjumna, Drupada, dan masih banyak peperangan ini terjadi kurang lebih 18 hari, pertumpahan darah dan pembantaian sangat mengenaskan. Di hari ke 18 peperangan, hanya menyisakan 10 orang, yakni para Pandawa, Setyaki, Aswatama, Kertawarma, Yuyutsu, dan peperangan dimenangkan oleh pihak Pandawa dan membuat Yhudistira diangkat menjadi raja Hastinapura. Setelah ia memerintah beberapa tahun, kerajannya akan diberikan lagi kepada adiknya Arjuna yang bernama urusan mereka selesai, para Pandawa dan Drupadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir dari perjalanan mereka. Saat di gunung Himalaya, mereka akan meninggal dan mencapai ke itu, Parikesit yang memimpin Kerajaan Kuru dengan sangat adil dan bijaksana. Ia juga menikah dengan Dewi Madrawati serta memiliki anak bernama yang sudah besar lalu menikah dengan Wapushtama Bhamustiman dari pernikahannya ini dikaruniai anak bernama Satanika sudah dewasa, ia kemudian menikah dan memiliki anak bernama Aswamedhadatta. Lalu Aswamedhadatta turut memimpin sebagai pengganti raja di Kerajaan Hastinapuran dan Kerajaan Wangsa ini adalah beberapa lakon pewayangan dari Jawa yang ada dalam cerita MahabarataBabad Alas Takon Kiki Dadi Adu Winisuda “Brajadenta Juga Yuk! Kumpulan Cerita HantuPengaruh Cerita Mahabarata dalam BudayaSelain berisikan cerita tentang kepahlawanan para Pandawa, cerita Mahabarat juga mengandung nilai-nilai hindu, mitologi serta banyak pesan sebab itu, cerita Mahabarata ini dianggap suci, teristimewa oleh semua orang pemeluk agama Hindu. Kisah yang awalnya ditulis menggunakan bahasa Sansekerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti peradaban di Indonesia sendiri, salinan berbagai bagian dari kisah Mahabarata, seperti Wirataparwa, Adiprana, dan Bhisamaparwa. Mungkin juga ada beberapa parwa lain yang masih belum diketahui sudah diubah dalam bentuk bahasa Kawi atau Jawa mungkin hanya itu saja cerita yang bisa saya bagikan untuk Anda tentang kisah Mabarata yang terkenal dengan Pandawa Lima dan peperangan Bharatayudha. Semoga dengan adanya artikel yang saya tulis dalam blog ini bisa membantu dan menambah pengetahuan Anda.
Kisah Mahabharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta dengan Sakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan Bagawan Kanwa, kemudian menurunkan Sang Bharata. Sang Bharata menurunkan Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Sang Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra. Sang Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, leluhur Pandawa dan Kurawa. Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan 7 anak, akan tetapi semua ditenggelamkan ke laut Gangga oleh Dewi Gangga dengan alasan semua sudah terkena kutukan. Akan tetapi kemudian anak ke 8 bisa diselamatkan oleh Prabu Santanu yang diberi nama Dewabrata. Kemudian Dewi Ganggapun pergi meninggalkan Prabu Santanu. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan ,yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda. Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada dan Wicitrawirya. Demi kebahagiaan adik-adiknya, ia pergi ke Kerajaan Kasi dan memenangkan sayembara sehingga berhasil membawa pulang tiga orang puteri bernama Amba, Ambika, dan Ambalika, untuk dinikahkan kepada adik-adiknya. Karena Citrānggada wafat, maka Ambika dan Ambalika menikah dengan Wicitrawirya sedangkan Amba mencintai Bisma namun Bisma menolak cintanya karena terikat oleh sumpah bahwa ia tidak akan kawin seumur hidup. Demi usaha untuk menjauhkan Amba dari dirinya, tanpa sengaja ia menembakkan panah menembus dada Amba. Atas kematian itu, Bisma diberitahu bahwa kelak Amba bereinkarnasi menjadi seorang pangeran yang memiliki sifat kewanitaan, yaitu putera Raja Drupada yang bernama Srikandi. Kelak kematiannya juga berada di tangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Satyawati mengirim kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, untuk menemui Resi Byasa, sebab Sang Resi dipanggil untuk mengadakan suatu upacara bagi mereka agar memperoleh keturunan. Satyawati menyuruh Ambika agar menemui Resi Byasa di ruang upacara. Setelah Ambika memasuki ruangan upacara, ia melihat wajah Sang Resi sangat dahsyat dengan mata yang menyala-nyala. Hal itu membuatnya menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, maka anaknya terlahir buta. Anak tersebut adalah Drestarastra. Kemudian Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta Drestarastra seperti yang telah dilakukan Ambika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan Byasa yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu putranya, ayah para Pandawa, terlahir pucat. Drestarastra dan Pandu mempunyai saudara tiri yang bernama Widura. Widura merupakan anak dari Resi Byasa dengan seorang dayang Satyawati yang bernama Datri. Pada saat upacara dilangsungkan dia lari keluar kamar dan akhirnya terjatuh sehingga Widura pun lahir dengan kondisi pincang kakinya. Dikarenakan Drestarastra terlahir buta maka tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan kutukan bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta. Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Atas bantuan mantra Adityahredaya yang pernah diberikan oleh Resi Byasa maka Dewi Kunti bias memanggil para dewa untuk kemudian mendapatkan putra. Pertama kali mencoba mantra tersebut datanglah Batara Surya, tak lama kemudian Kunti mengandung dan melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Karna. Tetapi Karna kemudian dilarung kelaut dan dirawat oleh Kurawa, sehingga nanti pada saat perang Bharatayudha, Karna memihak kepada Kurawa. Kemudian atas permintaan Pandu, Kunti mencoba mantra itu lagi, Batara Guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira, setahun kemudian Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, Batara Guru juga mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Arjuna dan yang terakhir Batara Aswan dan Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Dewi Gandari, dan memiliki sembilan puluh sembilan orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Kurawa. Pandawa dan Kurawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Kurawa khususnya Duryudana bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Kurawa, yaitu Drestarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sengkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryudana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa Pada suatu ketika, Duryudana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryudana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa bisa diselamatkan oleh Bima yang telah diberitahu oleh Widura akan kelicikan Kurawa sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima bertemu dengan raksasa Hidimba dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu raseksi Hidimbi atau Arimbi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca. Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Pancala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi Drupadi. Adipati Karna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Drupadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana. Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan Nakula - Sadewa untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara. Drupadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya. Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan Kurawa. Kurawa memerintah Kerajaan Kuru induk pusat dengan ibukota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibukota Indraprastha. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah Duryudana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Drupadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa. Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryudana mengundang Yudistira untuk main dadu, ini atas ide dari Arya Sengkuni. Pada saat permainan dadu, Duryudana diwakili oleh Sengkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Drupadi dijadikan taruhan. Akhirnya Yudistira kalah dan Drupadi diminta untuk hadir di arena judi karena sudah menjadi milik Duryudana. Duryudana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Drupadi, namun Drupadi menolak. Setelah gagal, Duryudana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Drupadi. Drupadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun Drupadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Drupadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Sri Kresna yang melihat Dropadi dalam bahaya. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha. Drupadi yang merasa malu dan tersinggung oleh sikap Dursasana bersumpah tidak akan menggelung rambutnya sebelum dikramasi dengan darah Dursasana. Bima pun bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, Drestarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. Duryudana yang merasa kecewa karena Drestarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryudana. Namun Duryudana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi. Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Wangsa Yadawa, Kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya Drupada, Setyaki, Drestadjumna, Srikandi, Wirata, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryudana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Kurawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Kurawa. Kurawa dibantu oleh Resi Dorna dan putranya Aswatama, kakak ipar para Kurawa yaitu Jayadrata, serta guru Krepa, Kertawarma, Salya, Sudaksina, Burisrawa, Bahlika, Sengkuni, Karna, dan masih banyak lagi. Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnya Abimanyu, Durna, Karna, Bisma, Gatotkaca, Irawan, Raja Wirata dan puteranya, Bhagadatta, Susharma, Sengkuni, dan masih banyak lagi. Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari pertempuran, mereka adalah Lima Pandawa, Yuyutsu, Setyaki, Aswatama, Krepa dan Kertawarma. Nanti diceritakan dalam kisah Bharatayudha Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura. Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Drupadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. Diceritakan dalam kisah Pandawa Seda Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama Bhamustiman dan memiliki putera bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura. Diceritakan dalam kisah Parikesit
Bagi Anda penggemar sinetron serial Mahabarata di layar kaca, tentu tak mau ketinggalan untuk menonton episode demi episode. Serial yang ditayangkan setiap hari ini konon relatif seru. Ditayangkan di ANTV setiap hari mulai pukul WIB tayang ulang di setiap Minggu mulai pukul WIB. Di sini Si Momot sekadar pengin menuliskan sinopsis sinetron Mahabarata untuk lebih memudahkan penggemar mengikuti jalan ceritanya. Info penting Ini lho tempat tinggal Shaheer Sheikh di Jakarta Bagian Kedua Dua belas tahun lamanya Pandawa mengembara di hutan-hutan, mendatangi berbagai pertapaan, menemukan kejadian-kejadian ajaib, dan penderitaan yang amat sangat. Setelah 12 tahun mengalami pengasingan, pada tahun ke-13 Pandawa menyamar sebagai pegawai pada istana raja Wirata. Mereka menyamar sebagai juru masak, kusir kereta, penyanyi, dan penari. Selama penyamaran dan bekerja pada raja Wirata, mereka berhasil menyelamatkan Wirata dari serangan kaum Kurawa tanpa dikenali siapa mereka yang sesungguhnya. Setahun setelah menyamar sebagai pekerja di istana Wirata, barulah mereka menunjukkan siapa diri mereka yang sebenarnya. Atas jasa-jasa Pandawa dan untuk mempererat persaudaraan, maka Abimanyu, putera Arjuna dikawinkan dengan Utari, puteri Wirata. Baru setelah itu Pandawa mempersiapkan diri untuk mengambil hak-haknya kembali dari kaum Kurawa. Kurawa mengetahui kalau Pandawa hendak meminta kembali keajaannya, maka mereka berusaha mencari sekutu jika meletus perang dengan Pandawa nanti. Pada saat perang saudara hampir meletus, kedua belah pihak mencari Kreshna, masing-masing hendak meminta bantuan. Sementara Kresna masih terus berusaha mencegah dan menghindari terjadinya perang saudara itu. Namun usahanya sia-sia. Pihak Kurawa dan Pandawa masing-masing bersikeras pada pendiriannya. com Akhirnya Kresna memberikan dua pilihan kepada Kurawa dan Pandawa. Pilihan pertama adalah Kresna, dan pilihan kedua prajurit Kresna lengkap dengan persenjataannya. Kurawa yang mendapat kesempatan pertama langsung memilih seluruh pasukan Kreshna beserta persenjataannya. Pandawa pun tak punya pilihan lain kecuali memilih Kresna seorang. Menurut Kurawa yang berpikiran serakah, apalah artinya seorang Kresna jika dibandingkan dengan puluhan ribu pasukan yang dimilikinya. Namun, sebaliknya Pandawa justru merasa bersyukur karena Kresna berada di tengah para Pandawa. Di dalam perang nanti dibutuhkan ahli siasat dan komando yang cerdik. Orang itu tidak lain adalah Kresna. Baratayuda segera dimulai. Perang selama 18 hari berlangsung tanpa dapat dicegah lagi. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan hingga habislah seluruh keluarga Kurawa, kecuali tiga orang prajurit dan satu di antaranya adalah Aswatama, putera Resi Drona. Pada malam hari, ketiga orang prajurit itu membunuh semua orang kecuali lima orang Pandawa, Drupadi, dan Kreshna. Kaum ibu menangis, meratapi kepergian putera dan suami mereka yang gugur di medan perang. Perang memang kejam. Apalagi perang tersebut terjadi antara saudara sendiri. Hal tersebut dirasakan benar oleh lima pandawa yang tetap hidup. Mereka segera melakukan aswameda atau upacara peleburan dosa karena telah berperang dengan saudara sendiri. Kuda tunggangan mereka dibunuh kemudian dibakar. Asapnya diisap, maka dosa perang telah dihapuskan. Mahabarata diakhiri dengan masuknya Yudhistira ke dalam surga. Ia tiba lebih dulu di sana dan melihat adik-adiknya dan Karna berada di neraka. Yudhistira tidak mau tinggal di surga seorang diri sementara saudara-saudaranya berada di neraka, maka ia berkeinginan keras untuk tinggal di neraka. Para dewa pun datang untuk meredakan keinginan Yudhistira dengan mengatakan bahwa apabila seseorang memiliki dosa ringan harus mengalami tinggal di neraka sebelum masuk ke dalam surga. Namun Yudistira tetap menolak. Demikianlah sinopsis secara garis besar dari epos Mahabarata. Baratayuda akhirnya mengakhiri perseteruan antara Pandawa dan Kurawa. Perselisihan memang selesai, namun biayanya sangat mahal; kerajaan hancur dan banyaknya prajurit yang gugur, termasuk Kurawa dan Pandawa. Selanjutnya, SiMomot akan menuliskan episode dalam Mahabarata yang kisahnya tidak akan lekang oleh zaman. Bersambung Post Views 912
cerita mahabarata lengkap dari awal sampai akhir